KWT “Melati” Aplikasikan Mikro Organisme Lokal “MOL” demi bahan pangan yang sehat
Tarakan, 4 Oktober 2018

semakin subur pula tanah tersebut. Unsur hara yang terdapat di alam, tidak terlepas dari peran mikroorganisme dalam melakukan proses kimiawi, salah satunya yaitu dalam melakukan dekomposisi bahan-bahan organik. Namun, yang menjadi permasalahan adalah jika tanaman tumbuh dalam wadah yang terbatas seperti dalam pot ataupun polibag karena pada umumnya anggota KWT “Melati” menggunakan polibag sebagai wadah dalam menanam sayuran di pekarangan rumah.
Unsur hara yang tersedia dan area ekspansi akar hanya terbatas dalam wadah tersebut. Akibatnya pertumbuhan tanaman tidak optimal.
Menjamin tersedianya mikroorganisme
dekomposer adalah upaya yang harus dilakukan untuk menjaga kelangsungan hidup
tanaman dalam wadah. Salah satunya yaitu dengan menyediakan MOL (Mikro
Organisme Lokal). MOL sering juga disebut pupuk oganik cair yaitu larutan yang
mengandung berbagai unsur hara dan mikroorganisme lokal yang terbuat dari
proses fermentasi bahan-bahan organik. Seperti yang telah dilakukan oleh
Kelompok yang beralamat di Kelurahan Sebengkok Kota Tarakan ini. Mereka memanfaatkan limbah
rumah tangga dan bahan lainnya yang sangat mudah diperoleh.
Bahan yang digunakan adalah sebagai berikut.
- Air kelapa 2 liter
- Air cucian beras 2 liter (air cucian pertama)
- Gula merah 2 ons
- Limbah buah-buahan (melon, semangka dan tomat) 2 Kg
Cara kerja :
- Limbah buah-buahan dicincang
- Potong kecil-kecil gula merah, kemudian larutkan dalam air kelapa dan air beras
- Masukkan semua bahan ke dalam jerigen/drum, tutup rapat
- Fermentasikan selama 2 minggu
- Buka tutup jerigen setiap hari selama sekitar 5 menit untuk membuang gas terbentuk agar tidak terjadi letupan.
Setelah 2 minggu, mol siap
dipanen. Sebelum diplikasikan ke tanaman pengenceran dilakukan dengan
menambahkan air. Dosis dapat ditigkatkan seiring dengan bertambahnya usia
tanaman yang diberikan MOL.
“MOL yang sudah jadi, itu adalah larutan stok. Saat akan disiramkan ke
tanaman barulah diencerkan dengan air. Saat ini tanaman kami masih kecil, jadi
pengencerannya hanya menggunakan setengah tutup botol mol untuk 1 liter air” Ungkap Ira Yuniarsih, S.P selaku PPL pendamping kelompok.
Ira juga mengungkapkan bahwa
pengaplikasian MOL diharapkan mampu menyuburkan tanaman. Aktivitas mikroba akan
membuat tersedianya nutrisi dalam tanah secara berkesinambungan. Tanaman akan
tumbuh dengan subur dan terhindar dari residu bahan kimia. Sehingga hasil panen
tanaman di pekarangan mampu menyediakan bahan pangan yang murah, aman dan sehat
bagi keluarga.
Sumber bahan mol dijelaskan sebagai berikut.
- Karbohidrat (sumber C) : air cucian beras, singkong, kentang, nasi dll
- Glukosa (sumber C dan N) berasal dari air gula merah, gula pasir, molases dan urin sapi.
- Vitamin dan mineral: air kelapa dan susu bekas
(lampung.litbang.pertanian.go.id,
2017)
Menurut Azzamy (2015), beberapa Keunggulan dan kelebihan MOL antara lain ;
a.
Mengandung
bermacam-macam unsur organik dan mikroba yang bermanfaat bagi tanaman
b.
Penggunaan
MOL terbukti mampu memperbaiki kualitas tanah dan tanaman
c.
Tidak
mengandung zat kimia berbahaya dan ramah lingkungan
d.
Mudah
dibuat, bahan mudah didapatkan dan juga mudah dalam aplikasinya
e.
Sebagai
salah satu upaya mengatasi pencemaran limbah rumah tangga dan limbah pertanian
f.
Memperkaya
keanekaragaman biota tanah
Anggota kelompok yang
merupakan ibu rumah tangga selalu aktif dalam melakukan perawatan di kebun
bibit, demplot maupun pekarangannya masing-masing. Ditambah dengan dukungan
dari pemerintah setempat khususnya Kelurahan Sebengkok dan Dinas Pertanian dan
Ketahanan Pangan Provinsi Kalimantan Utara semakin membuat mereka bersemangat surut
demi berkesinambungannya program KRPL. Juga tidak lepas dari dukungan dari seorang
Bpk Gono Aryanto. Beliau selama ini membantu menyumbangkan ilmu dalam menanam,
membangun, merawat dan mengembangkan tanaman yang ada di kebun bibit maupun
pekarangan anggota.
Foto by Ira Yuniarsih
Referensi:
Azzamy. 2015. Pengertian, Manfaat dan Fungsi
MOL. http://mitalom.com
Lampung.litbang.pertanian.go.id. 2017. Teknik
Pembuatan Mikro Organisme Lokal (MOL)
No comments:
Post a Comment