Thursday, October 4, 2018

KWT "Melati" Aplikasikan Mikro Organisme Lokal "MOL" demi bahan pangan yang sehat


KWT “Melati” Aplikasikan Mikro Organisme Lokal “MOL” demi bahan pangan yang sehat


Tarakan, 4 Oktober 2018
 
     Ketersediaan akan unsur hara sangat penting bagi tanaman. Pertumbuhan dan perkembangan sangat dipengaruhi oleh nutrisi yang diserap melalui akar tanaman. Akar memegang peranan sebagai pencari bahan-bahan anorganik dalam tanah untuk diolah melalui proses fotosintesis. Kandungan unsur hara merupakan salah satu indikator kesuburan tanah. Semakin banyak kadar dan jenis unsur hara,
semakin subur pula tanah tersebut. Unsur hara yang terdapat di alam, tidak terlepas dari peran mikroorganisme dalam melakukan proses kimiawi, salah satunya yaitu dalam melakukan dekomposisi bahan-bahan organik. Namun, yang menjadi permasalahan adalah jika tanaman tumbuh dalam wadah yang terbatas seperti dalam pot ataupun polibag karena pada umumnya anggota KWT “Melati” menggunakan polibag sebagai wadah dalam menanam sayuran di pekarangan rumah.
Unsur hara yang tersedia dan area ekspansi akar hanya terbatas dalam wadah tersebut. Akibatnya pertumbuhan tanaman tidak optimal.



       Menjamin tersedianya mikroorganisme dekomposer adalah upaya yang harus dilakukan untuk menjaga kelangsungan hidup tanaman dalam wadah. Salah satunya yaitu dengan menyediakan MOL (Mikro Organisme Lokal). MOL sering juga disebut pupuk oganik cair yaitu larutan yang mengandung berbagai unsur hara dan mikroorganisme lokal yang terbuat dari proses fermentasi bahan-bahan organik. Seperti yang telah dilakukan oleh Kelompok yang beralamat di Kelurahan Sebengkok Kota Tarakan ini. Mereka memanfaatkan limbah rumah tangga dan bahan lainnya yang sangat mudah diperoleh.

Bahan yang digunakan adalah sebagai berikut.

  1. Air kelapa 2 liter 
  2. Air cucian beras 2 liter (air cucian pertama) 
  3. Gula merah 2 ons 
  4. Limbah buah-buahan (melon, semangka dan tomat) 2 Kg

Cara kerja :

  1. Limbah buah-buahan dicincang
  2. Potong kecil-kecil gula merah, kemudian larutkan dalam air kelapa dan air beras 
  3. Masukkan semua bahan ke dalam jerigen/drum, tutup rapat 
  4. Fermentasikan selama  2 minggu 
  5. Buka tutup jerigen setiap hari selama sekitar 5 menit untuk membuang gas terbentuk agar tidak terjadi letupan.
Setelah 2 minggu, mol siap dipanen. Sebelum diplikasikan ke tanaman pengenceran dilakukan dengan menambahkan air. Dosis dapat ditigkatkan seiring dengan bertambahnya usia tanaman yang diberikan MOL.

“MOL yang sudah jadi, itu adalah larutan stok. Saat akan disiramkan ke tanaman barulah diencerkan dengan air. Saat ini tanaman kami masih kecil, jadi pengencerannya hanya menggunakan setengah tutup botol mol untuk 1 liter air” Ungkap Ira Yuniarsih, S.P selaku PPL pendamping kelompok.



Ira juga mengungkapkan bahwa pengaplikasian MOL diharapkan mampu menyuburkan tanaman. Aktivitas mikroba akan membuat tersedianya nutrisi dalam tanah secara berkesinambungan. Tanaman akan tumbuh dengan subur dan terhindar dari residu bahan kimia. Sehingga hasil panen tanaman di pekarangan mampu menyediakan bahan pangan yang murah, aman dan sehat bagi keluarga.



Sumber bahan mol dijelaskan sebagai berikut.
  1. Karbohidrat (sumber C) : air cucian beras, singkong, kentang, nasi dll
  2. Glukosa (sumber C dan N) berasal dari air gula merah, gula pasir, molases dan urin sapi.
  3. Vitamin dan mineral: air kelapa dan susu bekas
(lampung.litbang.pertanian.go.id, 2017)

Menurut Azzamy (2015), beberapa Keunggulan dan kelebihan MOL antara lain ;
a.    Mengandung bermacam-macam unsur organik dan mikroba yang bermanfaat bagi tanaman
b.    Penggunaan MOL terbukti mampu memperbaiki kualitas tanah dan tanaman
c.    Tidak mengandung zat kimia berbahaya dan ramah lingkungan
d.    Mudah dibuat, bahan mudah didapatkan dan juga mudah dalam aplikasinya
e.    Sebagai salah satu upaya mengatasi pencemaran limbah rumah tangga dan limbah pertanian
f.     Memperkaya keanekaragaman biota tanah


     Anggota kelompok yang merupakan ibu rumah tangga selalu aktif dalam melakukan perawatan di kebun bibit, demplot maupun pekarangannya masing-masing. Ditambah dengan dukungan dari pemerintah setempat khususnya Kelurahan Sebengkok dan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Kalimantan Utara semakin membuat mereka bersemangat surut demi berkesinambungannya program KRPL. Juga tidak lepas dari dukungan dari seorang Bpk Gono Aryanto. Beliau selama ini membantu menyumbangkan ilmu dalam menanam, membangun, merawat dan mengembangkan tanaman yang ada di kebun bibit maupun pekarangan anggota.

 

Foto by Ira Yuniarsih

Referensi:
Azzamy. 2015. Pengertian, Manfaat dan Fungsi MOL. http://mitalom.com
Lampung.litbang.pertanian.go.id. 2017. Teknik Pembuatan Mikro Organisme Lokal (MOL)

No comments:

Post a Comment