CARA BERTANAM SAYUR SECARA HIDROPONIK BAGI PEMULA
Seiring pertumbuhan penduduk
yang semakin pesat, lahan pemukimanpun semakin bertambah untuk memenuhi
kebutuhan papan masyarakat. Utamanya daerah perkotaan, percepatan peningkatan
jumlah penduduk cukup drastis karena dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti
tingginya angka kelahiran (natalitas), urbanisasi dan lainnya. Alih fungsi
lahan menjadi area pemukiman tidak terelakkan. Akibatnya lahan pertanian
semakin terkikis.
Hidroponik hadir sebagai
solusi dalam mengatasi permasalahan pertanian salah satunya adalah keterbatasan
lahan
. Memang, bertani secara hidroponik masih asing bagi sebagian orang. Namun, dewasa ini teknik budidaya ini tengah marak dikembangkan khususnya di perkotaan atau daerah yang kondisi tanah dan lingkungannya kurang mendukung untuk dijadikan area pertanian.
. Memang, bertani secara hidroponik masih asing bagi sebagian orang. Namun, dewasa ini teknik budidaya ini tengah marak dikembangkan khususnya di perkotaan atau daerah yang kondisi tanah dan lingkungannya kurang mendukung untuk dijadikan area pertanian.
Hidroponik merupakan teknik
menanam dengan menggunakan air sebagai medianya. Tentu saja air yang digunakan
telah dicampur dengan nutrisi. Nah, konsentrasi dari larutan nutrisi inilah
yang harus menjadi perhatian khusus bagi anda yang masih pemula. Perawatannya
yang mudah merupakan salah satu keuntungannya menjadikan teknik ini kian
diminati. Bagaimana tidak, kita tidak perlu lagi melakukan penyiraman rutin
tiap pagi dan sore seperti pada tanaman yang ditanam di tanah atau pot. Karena
teknik hidroponik ini menggunakan media air.
Keuntungan lainnya dari
teknik hidroponik adalah sebagai berikut.
1. Masa panen lebih singkat Ketersediaan unsur hara dalam larutan nutrisi selalu terjaga dan berkesinambungan. Sehingga pertumbuhan tanaman menjadi optimal. Tanaman tumbuh dengan subur dan perkembangan vegetatifnya berlangsung cepat.
2. Hemat dalam penggunaan air
Musim kemarau yang panjang
tidak berpengaruh terhadap tanaman hidroponik. Tanaman tidak akan mengalami
kekeringan karena berada dalam media air.
Hemat dalam penggunaan pupuk
Pupuk yang telah tercampur
dalam larutan nutrisi tidak akan terbuang percuma, karena berada dalam wadah.
Konsentrasi (dosis) larutan nutrisi perlu diperhatikan agar tanaman menyerap
nutrisi secara efektif dan efisien. Berbeda dengan pemupukan pada tanah,
kemungkinan terjadinya pencucian sangat besar. Disamping itu, adanya gulma juga
dapat menjadi kompetitor bagi tanaman dalam menyerap unsur hara.
3. Aman dari pestisida
Serangan hama dapat dengan
mudah minimalisir oleh karena tanaman berada dalam area yang mudah dikontrol
mislanya dalam green house. Kontaminasi parasit yang berasal dari media hampir
dipastikan tidak ada (misalnya bakteri atau jamur penyebab busuk akar dan lainnya),
karena media menggunakan air.
4. Tidak memerlukan lahan yang
luas
Sekarang silahkan disimak
dengan baik cara menanam sayur secara hidroponik berikut ini.
Dalam budidaya secara
hidroponik, terdapat banyak teknik. Wadah yang digunakan dapat berupa pipa
ataupun dari bahan bekas seperti jerigen, botol air mineral dan lain
sebagainya. Bagi anda yang masih pemula, sebaiknya mencoba sistem yang paling
mudah dan sederhana terlebih dahulu yaitu sistem WICK. Yang akan saya jelaskan
kali ini adalah sistem wick dalam budidaya Sawi.
Sistem Wick
Ciri khas dari Sistem Wick ini adalah adanya
penggunaan sumbu. Iya sumbu, seperti halnya sumbu pada kompor minyak. Seperti
itulah cara kerja sistem wick. Ini merupakan yang paling sederhana.
Alat dan bahan yang harus disiapkan adalah
wadah, kain flanel, nutrisi AB Mix, air (lebih baik menggunakan air sumur atau
air hujan) dan tentu saja bibit tanaman yang telah disemai.
Langkah kerja :
Pertama-tama, yang anda lakukan yaitu memilih
tempat yang baik. Syarat tempat yang baik adalah tempat tersebut selalu
mendapat sinar matahari, tidak terlindung dari naungan bangunan ataupun
pepohonan. Sinar matahari memegang peranan penting dalam pertumbuhan tanamn
anda. Kekurangan sinar matahari akan memicu terjadinya etiolasi yaitu kondisi
tanaman yang kurus, tumbuh memanjang, dan daun menguning (pucat) sering
diistilahkan dengan “kutilang”.
1. Siapkan wadah.
Jika menggunakan botol air mineral bekas,
pilihlah yang berukuran lebih besar (biasanya 1,5 L). Potong menjadi dua bagian,
bagian atas dan bawah. Buatlah lubang (celah) berbentuk memanjang pada tutup
botolnya dengan pisau yang nantinya sebagai jalan bagi sumbu dan beberapa
lubang lainnya sebagai jalan keluarnya akar.
Gunting kain flanel menjadi berbentuk seperti
pita memanjang. Anda dapat juga menggunakan sumbu kompor atau kain lainnya yang
mudah menyerap air. Kemudian potong, sesuaikan dengan panjang atau kedalam
wadah. Selipkan kain flanel (sumbu) tersebut melewati celah yang telah dibuat
tadi. Atur agar sumbu tidak lepas dan jatuh. Kemudian letakkan bagian atas
botol dengan posisi terbalik dan satukan dengan bagian bawah botol.
Sebelum digunakan, sebaiknya botol dicat
dengan warna yang gelap. Dapat juga dibungkus dengan plastik hitam. Hal ini
dimaksudkan agar sinar matahari tidak tembus masuk ke dalam larutan nutrisi.
Adanya sinar matahari dapat memicu pertumbuhan lumut, yang nantinya mengganggu
akar tanaman dalam menyerap nutrisi.
2. Buat larutan nutrisi
Bagi teman-teman yang masih pemula, mungkin
belum tau larutan AB Mix. larutan AB Mix ini adalah sumber unsur hara (nutrisi)
bagi tanaman yang nantinya dicampurkan dengan air sebagai media tanaman.
Nutrisi AB Mix terdiri atas 2 macam, yakni larutan A dan larutan B yang dapat
diperoleh di toko-toko pertanian. Larutan tersebut merupakan larutan baku
(stok) sehingga perlu pengenceran sebelum digunakan.
Untuk mengukur konsentrasi (kadar ppm)
larutan nutrisi diperlukan alat yang disebut TDS meter. Dengan alat ini kadar
ppm larutan akan langsung terbaca. Tinggal menambahkan pekatan A dan B dengan
jumlah sama ke dalam air. Semakin banyak pekatan AB Mix yang ditambahkan maka
kadar ppm semakin tinggi. Jika ingin menurunkannya, silahkan diencerkan dengan
penambahan air.
Jika tidak memiliki alat tersebut, maka
perkiraan penentuan ppm dapat dengan cara seperti berikut ini.
Misalkan kita ingin membuat larutan nutrisi
1000 ppm. Maka campurkan 5 ml pekatan A + 5 ml pekatan B + 1 liter air. Jika
menginginkan 500 ppm, tinggal dikurangi saja setengahnya yaitu 2,5 ml pekatan A
+ 2,5 ml pekatan B + 1 liter air. Dan seterusnya.
3. Penanaman benih
Tuanglah larutan nutrisi yang telah dibuat
tadi ke dalam wadah (botol yang telah dipotong tadi) hingga terisi ½ bagian. Pasang
bagian atas botol dengan posisi terbalik sehingga sumbu terendam. Ambil semaian
benih dan letakkan ke dalam botol tepat di atas sumbu. Atur sedemikian rupa
sehingga sumbu tetap bersentuhan dengan rockwol dan akar benih. Setelah itu,
alangkah baiknya jika rockwol dibasahi untuk membantu proses kapilaritas.
4. Perawatan
Dalam perawatan sejak pindah tanam hingga
masa panen, anda tinggal mengontrol keadaan larutan nutrisi. Jika berkurang
maka tambahkan dengan larutan yang telah dibuat tadi. Seiring pertumbuhan
tanaman sawi ini, maka konsentrasi (ppm) larutan nutrisi pun harus
ditingkatkan. Berarti anda harus mengganti larutan nutrisi dengan ppm tertentu.
Berikut kadar ppm larutan nutrisi yang harus diberikan berdasarkan umur
tanaman.
Karena kita menanam Sawi maka siapkanlah
larutan nutrisi dengan konsentrasi sebagai berikut.
Minggu ke 1 : 500 ppm
Minggu ke 2 : 700 ppm
Minggu ke 3 : 900 ppm
Minggu ke 4-5 : 1.200 ppm
Minggu ke 6-8 : 1.300 ppm
Oh iya hampir lupa, karena anda menggunakan
sistem Wick maka larutan nutrisi selalu dalam keadaan statis sehingga akan
terjadi pengendapan nutrisi di dasar wadah. Oleh karena itu, anda perlu
melakukan pengadukan (diaduk) atau digoncang-goncang paling tidak sekali dalam
2 atau 3 hari. Disamping itu, pengecekan terhadap kadar ppm larutan nutrisi
harus selalu anda kontrol terutama jika terjadi hujan. Apabila tanaman anda
tempatkan di luar tanpa adanya atap, hujan akan menimbulkan pengenceran larutan
nutrisi atau bahkan dapat mencuci habis nutrisi yang ada. Jika ini terjadi maka
segeralah ganti larutan yang baru.
5. Panen
Usia panen tiap jenis sayur berbeda-beda.
Untuk sawi, dapat dipanen pada usia 40-60 hari.
Catatan : selain menggunakan wadah botol plastik, dapat
pula menggunakan jerigen atau wadah lainnya yang lebih luas.
No comments:
Post a Comment